PTPP will inject Rp600bn additional capital to its subsidiary, PTPP Property, through asset injection of 3.5ha land and building in Surabaya, East Java, which will increase PTPP Property capital to Rp1.8tn. On separate news, PTPP reported 3M14 new contracts of Rp3.55tn, which accounts for 14% of company’s FY14 target.
SMMA melepas 40% atau 160 saham yang dimilikinya di Jobstreet dan dijual kepada Jobstreet.com Pte Ltd, Singapura senilai Rp 47,2 milliar.
Anak usaha tidak langsung DYAN yakni PT Medialand International Exhibition mendapatkan suntikan dana sebesar Rp108,64 miliar yang di miliki melalui PT Nusa Dua Indonesia sebanyak 35,7 persen.
MAIN membukukan laba bersih pada tahun 2013 sebesar 241,2 miliar. Turun bila di bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2012 sebesar 302,8 miliar.
RANC membukukan laba bersih pada tahun 2013 sebesar 35,1 miliar. Turun bila di bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2012 sebesar 36,5 miliar.
RAJA membukukan laba bersih pada tahun 2013 sebesar 70,2 miliar. Naik bila di bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2012 sebesar 50,7 miliar.
PTRO membukukan laba bersih pada tahun 2013 sebesar 211,0 miliar. Turun bila di bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2012 sebesar 475,0 miliar.
NIRO membukukan laba bersih pada tahun 2013 sebesar 6,4 miliar. Turun bila di bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2012 sebesar 24,8 miliar.
SILO membukukan laba bersih pada tahun 2013 sebesar 49,9 miliar. Turun bila di bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2012 sebesar 52,0 miliar.
SRIL membukukan laba bersih pada tahun 2013 sebesar 309,6 miliar. Naik bila di bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2012 sebesar 229,3 miliar.
SPMA membukukan rugi bersih pada tahun 2013 sebesar 23,9 miliar. Turun bila di bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2012 yang berhasil mencetak keuntungan sebesar 39,9 miliar.
SMSM membukukan laba bersih pada tahun 2013 sebesar 307,9 miliar. Naik bila di bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2012 sebesar 233,2 miliar.
SMMA membukukan laba bersih pada tahun 2013 sebesar 1,21 triliun. Naik bila di bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2012 sebesar 1,07 triliun.
SAME membukukan laba bersih pada tahun 2013 sebesar 46,6 miliar. Naik bila di bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2012 sebesar 23,3 miliar.
TBLA membukukan laba bersih pada tahun 2013 sebesar 84,4 miliar. Turun bila di bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2012 sebesar 241,6 miliar.
TELE membukukan laba bersih pada tahun 2013 sebesar 294,9 miliar. Naik bila di bandingkan dengan periode yang sama di tahun 2012 sebesar 203,6 miliar.
ENRG membukukan EBITDA senilai US$ 462,05 juta di tahun 2013. Perolehan tersebut tumbuh 34,91% jika dibandingkan EBITDA tahun 2012 yang tercatat US$ 342,48 juta.
MYRX per Desember 2013 memperoleh laba bersih Rp10,64 miliar dari rugi Rp30,34 miliar pada periode yang sama tahun 2012.
Laba bersih ABMM selama 2013 anjlok 66,2% menjadi US$4,60 juta dari periode sebelumnya US$13,6 juta.
Pasca pengunduran diri beberapa eksekutif di ASRI dan BEST, kedua emiten itu dikabarkan bakal menggabungkan diri alias merger. Kebetulan, keduanya memang dikendalikan oleh Grup Argo Manunggal.
JAKARTA. Setelah tertunda dua kali, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akhirnya bisa meraih persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB-) atas tiga agenda yang menjadi bagian dalam restrukturisasi utang dengan China Investment Corporation (CIC).
Dalam RUPSLB yang digelar, Kamis (3/4), pemegang saham yang hadir mewakili 63,19% dari total saham sah BUMI. Dengan demikian, BUMI berhasil memenuhi persyaratan kuorum sebanyak 40% dari total saham sah perusahaan yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Semua agenda sudah disetujui," kata Suryo Bambang Sulisto, Komisaris Utama BUMI di Jakarta, Kamis (3/4). BUMI harus mengulang untuk meminta persetujan tiga agenda lantaran OJK membatalkan hasil RUPSLB yang digelar pada 10 Januari 2014.
Waktu itu, BUMI sejatinya sudah memenuhi kuorum atas agenda pertama, yaitu pengalihan saham-saham PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) milik BUMI. Namun, BUMI gagal meraih persetujuan atas agenda kedua dan ketiga yang memang mensyaratkan kuorum lebih tinggi dibanding agenda pertama.
Adapun agenda kedua adalah menjaminkan dan mengalihkan sebagian besar harta kekayaan perseroan. Sementara agenda ketiga terkait dengan perubahan struktur modal saham dan perubahan serta penegasan seluruh anggaran dasar BUMI.
OJK memandang ketiga agenda yang diajukan BUMI harus mendapat persetujuan RUPSLB sekaligus lantaran saling terkait satu sama lain. Keputusan itu memaksa BUMI untuk mengajukan perubahan kuorum kepada OJK menjadi hanya 40% untuk semua agenda.
Di ketentuan awal, masing-masing agenda memerlukan kehadiran 50%, 65%, dan 75% dari total pemegang saham untuk memperoleh kuorum.
Editor : Barratut Taqiyyah
http://economy.okezone.com/
Friday (04/04/2014) Early BIRD Fundamental Perspective (Edwin Sebayang CSA®-MNC Securities)
Setelah selama 4 hari DJIA naik +308.77 poin (+1.88%), akibat meningkatnya Jobless Claims sebanyak 16,000 unit menjadi sebesar 326,000 unit (lebih tinggi ketimbang konsensus sebesar 317,000 unit), melebarnya US Trade Deficit bulan February secara tidak terduga sebesar 7.7% menjadi sebesar US$42.3 miliar (jauh lebih besar ketimbang konsensus ekonom sebesar US$38.5 miliar), level terendah selama 5 bulan terakhir sehingga terdapat potensi US GDP growth lebih kecil ketimbang proyeksi awal serta aksi menunggu data Nonfarm Payrolls & Unemployment Rate Jumat ini menjadi faktor DJIA melemah tipis -0.45 poin (-0.00%) ditutup dilevel 16572.55 disertai kenaikan The Vix sebesar +2.14% ditutup dilevel 13.37.Kombinasi turunnya EIDO sebesar -0.42% & tipisnya kejatuhan DJIA menjelang 5 hari Pemilu Legislatif, ES perkirakan IHSG akan berjalan sideways dalam perdagangan Jumat ini. Strategi perdagangan Jumat ini lebih baik melakukan Selective Buying atas saham yg akan membagikan dividen cukup besar serta fokus saham di sektor Banking, Industri Dasar, Infrastruktur & Consumers dengan pilihan saham diantaranya: BJBR, PGAS, TLKM, INTP, SMGR & UNVR..
DJIA -0.45 -0.00% 16572.55
S&P -2.13 -0.11% 1888.77
NASDAQ -38.72 -0.91% 4237.74
VIX +0.28 +2.14% 13.37
OIL -6.2 +0.48%100.29
GOLD +0.67 +0.67% 1284.6
TIN +239 +1.04% 23,189
NICKEL +110 +0.68% 16,295
CPO -14 -0.53% 2,634
EIDO -0.12 -0.42% $28.36
TLK 39.16 (2,216)IDR 11,320
Friday IDX Range: 4,867 - 4,920
BUY: BJBR, BBRI, TLKM, INTP, SMGR, BBCA, PGAS, KLBF, UNVR, INCO (ES CSA®-MNC Sec/Disc On)
Selamat Bertransaksi, Salam HATI NURANI !!!
Friday (04/04/2014) Early BIRD Technical Prespective (Edwin Sebayang CSA®-MNC Sec)
IDX Composite 4,867 - 4,920 Pola White Opening Marubozu terbentuk atas IDX mengindikasikan Bullish Reversal.
"10 Saham Pilihan Terbaik" Friday Stocks Pick:
BJBR 1085-1175 (TP 2014F:1225) Pola Evening Doji Star terbentuk atas BJBR mengindikasikan melambatnya aksi beli. BUY 1120
BBRI 9850- 10300 (TP 2014F:10500) Pola White Candle terbentuk atas BBRI mengindikasikan Bullish Continuation. BUY 10050
TLKM 2230-2280 (TP 2014F:2650) Pola White Closing Marubozu terbentuk atas TLKM mengindikasikan Bullish Reversal. BUY 2250
INTP 24000-24750 (New TP 2014F:25800) Pola White Opening Marubozu terbentuk atas INTP mengindikasikan Bullish Reversal. BUY 24300
SMGR 16725-17275 (TP 2014F:18000) Pola White Closing Marubozu terbentuk atas SMGR mengindikasikan Bullish reversal. BUY 16975
BBCA 10850-11025 (TP 2014F:12750) Pola Hammer terbentuk atas BBCA mengindikasikan munculnya aksi beli. BUY 10925
PGAS 5075-5250 (New TP 2014F:5800) Pola Bullish Haarami terbentuk atas PGAS mengindikasikan Bullish Reversal. BUY 5125
KLBF 1475-1525 (TP 2014F:1620) Pola Bullish Engulfing terbentuk atas KLBF mengindikasikan Bullish Reversal. BUY 1495
UNVR 29700-30300 (TP 2014F:31500). Pola Bullish Harami terbentuk atas UNVR mengindikasikan Bullish Reversal. BUY 29975
INCO 2850-2970 (TP 2014F:3150) Pola White Candle terbentuk atas INCO mengindikasikan Bullish Reversal. BUY 2895
(ES CSA®-MNC Sec/Disc On)
Selamat Bertransaksi, Salam HATI NURANI !!!
Good morning,
Stocks failed to end higher in volatile trading Thursday, snapping a four-day win streak, ahead of the widely-watched government jobs report. The Dow and S&P 500 hit record intraday highs earlier in the session.
The Nasdaq was the biggest loser of the three major averages, pressured by declines in momentum and biotech stocks.
Dow.........16573 -0.45 -0%
Nasdaq......4238 -38.7 -0.91%
S&P 500.....1889 -2.1 -0.11%
FTSE..........6649 -9.9 -0.15%
DAX...........9629 +5.5 +0.06%
CAC...........4449 +18.5 +0.42%
Nikkei......15072 +125.6+0.84%
HSI..........22565 +41.1 +0.18%
Shanghai...2044 -15.3 -0.74%
Kospi.........1994 -3.6 -0.18%
ST Times...3220 +27.3 +0.85%
ASX 200....5410 +6.6 +0.12%
PSE...........6587 -0.64 -0.01%
Indo10Yr. 8.0271 -0.0026 -0.03%
US10Yr.....2.79% -0.01 -0.46%
VIX...........13.37 +0.28 +2.14%
USD Index...80.45 +0.23 +0.29%
Como Indx.303.10 +1.80 +0.60%
DJUSCL......133.71 +0.53 +0.40%
(Dow Jones US Coal Index)
IndoCDS.....173.86 +2.36 +1.37%
(5-yr INOCD5)
IDR...11323.5 +28.5+0.25%(blmbrg)
Jisdor...... 11310 +7 +0.06%
Euro........1.3718 -0.0049 -0.36%
TLKM..39.86 -0.30 -0.75%Rp2254
ARMS Plc...224.75+1.75 +0.78%
EIDO......... 28.36 -0.12 -0.42%
EEM.......... 41.41 -0.16 -0.38%
Oil..........100.45 +0.83 +0.83%
Gold ......1286.45 -4.3 -0.33%
Timah......23185 +310 +1.36%
Nickel......16230 +95 +0.59%
Coal.........73.05 +0.15 +0.20%
CPO.......2637RM -11 -0.42%$802
Corn.........500.00 +4.25 +0.26%
SoybeanOil.41.67 +0.02 +0.76%
Wheat.......676.10 +6.75 +1.01%
(DE/ls- 04-04-14)
http://www.beritasatu.com/
CLSA Research Today:
AKR Corporindo (AKRA IJ) – Fever Pitch, downgrading to SELL from UPF with revised TP Rp4,300 (previously Rp4,100).
Jayden likes AKR’s business, however struggles to see upside in the stock given its fuel business is facing a confluence of external headwinds and valuations remain pricey (26x PE).
After a 2013 performance which came in below our expectations, we lower fuel volumes from 2.5BL to 2.3BL in 14CL and to 2.5BL from 2.75BL in 15CL. As a result, we cut EPS by 13-18%.
Sales to coal miners continue to decline and we estimate to Freeport (13% of 2013 fuel sales) will be cut by 60-70% as the continued stalemate on onshore mineral refinery drags on. Other mineral miners (10%) are also at risk.
After managing positive working capital in 2011, AKR has seen its working capital terms steadily decline for 8 quarters.
An outstanding receivable from a Central Kalimantan coal producer is expected to be paid in 3Q14. An increased reliance on the Gov’t due to higher subsidized volumes has the consequence of lengthening the receivable days also.
The East Java industrial estate and port is an interesting long term venture, however it’s more than fully priced in our view.
Our DCF model suggests a value of US$130m. We incorporate updated guidance on land sales (20-120hA in 14CL-15CL), which we factor into our revised earnings estimates.
Rolling forward to a 15CL EPS base, our target price is adjusted to 4,300/sh (prev Rp4,100/sh). With 15% downside, we lower the rec to Sell. We anticipate consensus cuts after reported earnings to be the catalyst for underperformance.
http://m.detik.com/finance/
Global Market Snapshot 4 Apr
==================
• U.S. stocks slipped as investors turned cautious ahead of Friday's monthly jobs report, while a drop in biotech and momentum shares dragged the Nasdaq down nearly 1%.
• U.S. trade deficit unexpectedly widens as exports decrease while jobless claim rose more than forecast last week after reaching a 6-month low, a sign that progress in the labor market remains fitful.
• ECB keeps rates on hold and opened the door on Thursday to turning on its money-printing presses to boost the euro zone economy and keep inflation from staying too low for too long, albeit not just yet.
• Asian markets settled in for a subdued session on Friday as investors counted down the hours to the U.S. jobs report.
• China’s debt is poised to keep expanding faster than the economy through at least 2016, testing the limits of a credit-driven growth model that’s already exceeded the imbalances in Japan before its lost decade.
• Ahead of the elections, analysts have raised concerns over the participation of former members of the military in politics, which they warn could have negative implications for the country’s democratic process.
• Tin prices rose to a 3-week high on signs of shrinking supplies and increasing global demand. Orders to withdraw tin from LME warehouses rose 12%. World demand will exceed supply by 10,000 tons this year, BNP Paribas said. Exports from Indonesia slid 28% yoy in February.
From CLSA:
ERAA, TELE, TRIO:
Gov’t to consider imposing luxury tax on imported smartphones. Gov’t estimated 55 million phones were imported last year with total value of US$3bn. 15% of those goods are estimated to be luxury goods such as smartphones and tablets. Last year, Industry Ministry floated the idea of 20% luxury tax on smartphones more than Rp5mn(US$442) in order to cut smartphones imports by 50%. Yesterday Finance Minister and Industry Minister discussed this idea again in a meeting. Trade Minister said he supported this idea when contacted separately.
Comment: Luxury tax on smartphones will have negative impact on phone distributors and retailers such as ERAA, TELE, and TRIO. However, the gov’t also plans to give some incentives for companies that do research and development in cell phone industry and human resource training. ERAA is currently building a small assembling factory in Greater Jakarta area to get some technical expertise, which may allow them to apply for the incentive in the future.
Three SOE banks prepare Rp7t (US$609m) lending to fund Rp10tn (US$869m) construction of a 500kV electricity transmission along the East coast of Sumatra. The 5 major SOE contractors (ADHI, WIKA, PTPP, WSKT and Hutama Karya) will construct the project and lending will be disbursed under a syndicate of banks Mandiri, BNI and BRI. The project is structured such that it receives a 16% IRR through tolling fees.
Comment: Infrastructure development is a critical development for Indonesia to sustain growth. The key issue for the banks is duration mismatch as the project is being intermediated with 3 month time deposits at present. This is why deepening of the onshore capital markets is critical (Mandiri plans to raise a medium term note this year which will go some way to addressing this issue). The contractors will be awarded construction works for the project; assuming each contractors get equal proportion it represents more than 10% annual new orderbook.
NEWS :
A.COAL/GOLD
1.HOW BUKIT ASAM FUNDS CAPEX IN 2014 ?
SEE MORE :
http://m.idnfinancials.com/
2.World’s Biggest Coal Terminal to Review 2015 Goal on Power Cut - Bloomberg via @BloombergNewshttp://t.co/Feq12dsRQP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar