Tips trading buat hari ini, Kamis tanggal 30 Oktober 2014 :
Bulan Oktober tinggal menyisakan 2 hari lagi, paling tidak IHSG ada upaya untuk window dressing.
Kemarin asing melakukan net buy sebesar 511 Milyards
Dalam total market, tercatat asing net buy sebesar 1.9 trilyuns rupiah, namun terdapat transaksi di pasar Nego pada saham LINK, dimana asing net buy sebesar 1.24 trilyuns rupiah.
Kemarin IHSG naik 1.45% dengan diimbangi seluruh sektor, dimana sektor yang paling dominan naik adalah sektor Mining, kenaikan hampir disemua emiten saham ini yaitu ADRO, PTBA, ITMG, ENRG, TINS, MEDC, dll.disertai oleh sektor agri, seperti saham AALI, SGRO, LSIP, BWPT, SIMP, TBLA, dlsb.
Demikian juga saham-saham banking besar kemarin naik serempak, dimulai oleh saham BBRI, BMRI, BBNI, namun tetap hati-hati dengan saham perbankan kecil, karena sudah keluar lap keu q-3 dari emiten perbankan kecil yang rata-rata menurun.
Kemarin saham kontruksi juga naik, namun yang masih kelihatan naik yang kuat adalah PTPP dan WSKT, sedangkan WIKA dan ADHI nampak naik dengan tidak sekuat PTPP dan WSKT.
Hari ini tentu saja saham pilihan sangat banyak, seperti yang tertera dalam tabel entry, sehingga saya tidak perlu membuat chart saham, silahkan diplih saham sesuai dengan kesukaannya masing-masing.
Tetap pilih saham-saham yang asing banyak melakukan net buy, jangan sebaliknya, seperti TLKM, saham ini asing tetap melakukan net sell yang relatif banyak. walaupun TLKM naik, tetapi bandingkan kenaikannya dengan saham BBRI dan ASII yang justru asing net buy paling banyak pada saham ini.
Kenaikan harga BBM akan dilakukan sebelum tanggal 1 Januari 2015, kemungkinan berita ini yang menyebabkan asing melakukan net buy kembali, karena kenaikan BBM saat ini lebih banyak nilai positifnya daripada nilai negatif.
Happy trading and always dicipline..
TLKM : Indra Utoyo ditunjuk sebagai Plt Dirut Telkom
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menunjuk Direktur Innovation & Strategic Portofolio Telkomo Indra Utoyo sebagai Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama perusahaan ini. Penunjukan ini sehubungan terpilihnya Arief Yahya selaku Menteri Pariwisata di Kabinet Kerja 2014-2019.
"Sesuai dengan Anggaran Dasar perseroan Telkom agar fungsi dan tugas Direktur Utama tetap berjalan, maka perlu ditunjuk salah satu dari anggota Direksi lainnya untuk menjalankan fungsi Direktur Utama melalui Rapat Direksi sampai dengan adanya penetapan lebih lanjut," kata Vice President Public Relations Telkom Arif Prabowo dalam rilisnya, Rabu (29/10).
Arif menuturkan selaku Plt Dirut Telkom Indra utaya akan menjalankan tanggung jawab dan wewenangnya sebagai Dirut untuk memastikan rencana strategis serta operasional perusahaan tetap akan berjalan.
Sementara untuk transisi kepemimpinan perusahaan ke depannya, Telkom masih menunggu arahan dari Kementerian BUMN selaku perwakilan pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas. (Kontan)
KBLV : Jual LINK, laba First Media naik 75 kali lipat
Divestasi yang dilakukan PT First Media Tbk (KBLV) atas 11% saham anak usahanya, PT Link Net Tbk (LINK) bakal mengubah struktur laba perseroan. Jika menggunakan asumsi kinerja KBLV hingga semester I tahun ini, maka kenaikannya hingga puluhan kali lipat.
"Laba bersih pasca divestasi mencapai Rp 8,04 triliun," ujar Wakil Direktur Utama KBLV Irwan Djaja, Rabu (29/10). Artinya, laba bersih tersebut meningkat 75 kali lipat dibanding laba bersih KBLV semester I-2014 yang sebesar Rp 107 miliar.
Selain laba bersih, aksi korporasi ini juga membuat struktur aset dan ekuitas perseroan. Masih menggunakan asumsi yang sama, aset KBLV pasca transaksi menjadi Rp 9,68 triliun dari sebelumnya Rp 5,55 triliun. Sementara, posisi ekuitas pasca divestasi berubah menjadi Rp 8,45 triliun dari sebelumnya Rp 3,75 triliun.
Namun, perubahan tersebut, khususnya pada laba bersih KBLV, sifatnya hanya untuk jangka pendek. Sebab untuk periode-periode berikutnya, hasil kinerja LINK tidak lagi dikonsolidasikan kedalam laporan keuangan KBLV mengingat KBLV tidak lagi menjadi pemegang saham mayoritas.
Sebagai catatan, divestasi 11% saham tersebut terbagi kedalam dua porsi besaran. Porsi pertama, sebesar 7,45% didivestasi melalui skema private placement, sementara sisanya sebesar 3,55% dilepas dalam bentuk hak opsi untuk pihak ketiga, yakni Credit Suisse.
1) Indeks Dow Jones ditutup di level 16,974.31melemah 31.44 point (-0.18%) menyusul penghentian QE. #kopipagi
2) IHSG ditutup di level 5,074.06 menguat 72.75 point (+1.45%), berpotensi untuk konsolidasi dgn suport 5000,resisten 5100 #kopipagi
3) AALI capai target #kopipagi 27 oktober, range baru 20500-22000. ASII 6800-7050. GGRM 56500-58000. INDF 6500-6700. TLKM 2700-2800
4) ADRO lampaui target #kopipagi 23 Oktober, range baru 1070-1180. UNTR 17400-18600.
5) Speculative : ADHI 2650-2850, ASRI 460-480, BHIT 325-340, PTPP 2480-2650, SIDO 670-720.
6) ENRG capai target #kopipagi kemarin, range baru 110-115, mulai waspada profit taking
7) INDX sudah naik lebih dari 40% sejak di post di #kopipagi 28 Oktober 2014
8) KARW masih uptrend, waspada profit taking jangka pendek. KRAH 500-550. KREN 430-440, lanjutkan uptrend. #kopipagi
9) Jika ketinggalan kereta, jangan kejar kereta itu, nanti jatuh. Masih ada kereta berikutnya. (Kereta, baca:Saham) #kopipagi
10) Demikian #kopipagi 30 Oktober 2014, ulasan selengkapnya tentang QE baca di www.ellen-may.comjam 08.00
Disclaimer : Segala rekomendasi untuk beli atau jual bukan sebuah perintah melainkan sebagai bahan pertimbangan dalam transaksi saham.
Segala keuntungan & kerugian akibat pembelian saham menjadi tanggung jawab pelaku pasar & merupakan bagian dari risiko fluktuasi pasar.
--
Salam profit,
Ellen May
Kinerja 7 Emiten BUMN: KAEF Jawara, BTN Terperosok
Kinerja 7 dari 20 perusahaan emiten pelat merah tercatat tumbuh dengan rerata 6,39% pada 9 bulan pertama tahun ini akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Dari ketujuh emiten badan usaha milik negara (BUMN) tersebut, emiten farmasi PT Kimia Farma (Persero) Tbk. tercatat meraih pertumbuhan laba bersih tertinggi mencapai 18,43%.
Emiten farmasi ini diperkirakan hanya mampu tumbuh 10%-11%.
"KAEF lebih tinggi dari perkiraan kami," paparnya saat dihubungi terpisah.
Sementara kinerja BBRI dan BMRI dinilai sesuai dengan ekspektasi.
Pada bagian lain, JSMR juga dinilai tumbuh mengesankan. Peningkatan laba 11,76% dinilai sedikit lebih tinggi dari ekspektasi yang hanya 10%. Kenaikan laba JSMR tertolong oleh peningkatan tarif tol dan volume kendaraan.
Begitu pula dengan SMBR yang dinilai dapat tumbuh lebih baik ketimbang rerata pertumbuhan industri. Dia memerkirakan pertumbuhan SMBR hanya mampu mencapai 5%-6%, namun justru dapat mencapai 8,95%.
Hingga akhir tahun, Reza memerkirakan kinerja sejumlah emiten BUMN masih akan tertekan. Di antaranya PT Indofarma (Persero) Tbk., PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., PT Bukit Asam (Persero) Tbk., PT Aneka Tambang (Persero) Tbk., dan PT Timah (Persero) Tbk.
Adapun emiten konstruksi milik pemerintah dinilai masih menjanjikan untuk meraup pertumbuhan kinerja positif.
Tercatat ada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Adhi Karya (Persero) Tbk., dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.
"Emiten konstruksi masih ada harapan, dengan adanya proyek konstruksi, adanya program carry over kontrak sebelumnya, masih cukup tertolong," jelasnya. (Bisnis)
------------------
DX note: With higher fuel prices ahead, we forecast 4.9% GDP growth for 2015, compared with the consensus forecast of 5.5%.
· Interest-rate-sensitive sectors such as banks, property, consumer discretionary and automotive tend to underperform in the run-up to a fuel price hike, while defensive sectors like telco and consumer staples outperform.
· Market valuations are not cheap, at a 2015F PE of 17x, above the regional average. However, excluding UNVR’s high multiple and market cap, our 2015 market PE declines to 14.5x, at par with the region.
· We forecast 2015F EPS growth of 11.6% y-y, slightly below the regional average, and have an end-2015 index target of 5,900.
· In terms of stock picks, we are heavily weighted in defensives at this stage in the cycle: 3 telcos, 5 consumer stocks, 1 gas play and 1 toll road operator.
Bahana’s 10 favoured stocks for 2015:
Telekomunikasi Indonesia (TLKM IJ)
Unilever Indonesia (UNVR IJ)
Perusahaan Gas Negara (PGAS IJ)
Gudang Garam (GGRM IJ)
Kalbe Farma (KLBF IJ)
Indofood Consumer Branded Products (ICBP IJ)
Indosat (ISAT IJ)
Jasa Marga (JSMR IJ)
Tiphone Mobile Indonesia (TELE IJ)
Kimia Farma (KAEF IJ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar