Lautandhana Securindo | YJ
Global Market Statistics 3 Feb 2014
DJIA.........15699 -149. -0.94%
S&P 500....1782 -11.6 -0.65%
Nasdaq......4104 -19.2 -0.47%
FTSE..........6510 -28.0 -0.43%
CAC...........4166 -14.3 -0.34%
DAX...........9306 -67.0 -0.71%
Nikkei......14914 -92.5 -0.62%
HSI..........22035 -106. -0.48%
US10Yr.......2.64 -0.05 -1.86%
EUR........1.3486 -0.01 -0.51%
IDR..........12213 +47.0 +0.39%
EIDO.........23.20 -0.03 -0.13%
TLK...........36.27 -0.22 -0.60%
ARMS Plc...239.0 -2.50 -1.04%
CrudeOil....97.49 -0.74 -0.75%
Gold...........1244 +0.63 +0.05%
Tin...........21995 -80.0 -0.36%
Nickel......13990 +55.0 +0.39%
Coal.........80.40 -0.30 -0.37%
CPO......RM2564 +23.0 +0.91%
Global Market Snapshot
=================
• U.S. stocks fell and treasuries rose as investor shift from Fed's tapering to emerging-market currencies rout and weaker corporate earnings. In January, the Dow tumbled 5.3% and the S&P 500 slid 3.6%, the worst monthly percentage declines since May 2012.
• Top White House official voiced confidence that Republicans would agree to lift the country's debt limit without using the confrontational tactics that rattled financial markets in past years.
• Chinese PMI manufacturing index fell to a 6-month low in January to 50.5 from 51 in December. Analysts argue that the slowdowns because of workers returning home for the week-long CNY festival.
• The yen extended monthly gains against emerging-market currencies as growing volatility amid a selloff spurs investors to reverse carry trades while seeking haven assets.
• Thailand held elections without bloodshed Sunday despite widespread fears of violence, but not all Parliament seats will be filled and the winning party will be unable to form a new government and the nation could be left in political limbo.
• Trade Minister Gita Wirjawan resigned to pursue his bid to become the next president of Southeast Asia’s biggest economy.
MARK MOBIUS: Pertumbuhan Akan Alirkan Modal Kembali Ke Emerging Market
Mark Mobius, pimpinan Templeton Emerging Market Group meyakini aliran masuk modal ke negara berkembang kelak akan kembali lagi pada tahun ini, setelah aksi jual aset emerging market yang dipicu oleh pengurangan stimulus moneter (tapering) Federal Reserve AS mereda. Hal ini didukung fakta tingginya potensi pertumbuhan, rendahnya rasio utang terhadap PDB, dan cadangan devisa yang memadai.
"Saat ini investor sedang menikmati apa yang mereka lihat sebagai gairah pasar di AS," ujar Mobius dalam wawancara di Johannesburg, seperti dikutip bloomberg.com, (30/1). "Jika kita melangkah maju, kita akan melihat banyak sekali posisi yang sudah sarat beban di AS. Jadi, dengan fakta bahwa emerging market masih bertumbuh cepat, mempunyai rasio utang terhadap PDB yang lebih rendah, mempunyai cadangan devisa yang besar, kami yakin bahwa dana-dana akan mengalir kembali ke emerging market," paparnya.
Menjelang pertemuan dua hari The Fed, investor di seluruh dunia menjual saham bernilai sekitar US$1,87 triliun dalam sepekan hingga 27 Januari lalu. Estimasi terbanyak dari 78 ekonom yang disurvei Bloomberg, memperkirakan bahwa dalam pertemuan yang akan berakhir hari ini, bank sentral AS akan memutuskan untuk mengurangi lagi pembelian obligasi sebesar US$10 miliar pada bulan depan.
Aksi jual tersebut menyebabkan terpuruknya mata uang emerging market, dan di luar dugaan memicu bank sentral di Turki, India dan Afrika Selatan untuk menaikkan suku bunga acuan.
Menurut Mobius, efektivitas suku bunga yang lebih tinggi, "tergantung pada negaranya dan derajat kenaikannya.... Di India, kenaikan suku bunga berdampak bagus. Tapi masih perlu dibuktikan di Turki. Gambarannya agak lebih rumit di negara tertentu karena akan menghadapi pemilu. Meskipun suku bunga naik, tidak akan terjadi aliran masuk modal dalam jumlah yang sangat besar, tapi akan masuk pada akhirnya," imbuhnya. (Bloomberg)
Minggu kemarin IHSG libur pada hari Jumat karena hari Raya Imlek, oleh karena itu data market golbal harus kita perhtiungkan secara 2 hari berturut-turut yaitu Dow ditutup +0.69% dan -0.94%. sedangkan EIDO +3.11% dan -0.13%.
Sedangkan pada hari Jumat yang sama tanggal 31 Januari 2013, bursa-bursa di Asia juga sama mengalami penutupan dalam rangka memperingati hari Imlek, sehingga market BEI pgi ini akan mengikuti paling tidak mengikuti Hangseng dan Nikei yang dibuka lebih awal.
Namun jika kita perhatikan penurunan EIDO yang hanya -0.13% dibandingkan dengan kenaikan sebelumnya 3.1%, sehingga IHSG masih berpotensi naik paling tidak 1-2% buat hari ini.
Perhatikan apakah asing net buy ataukah net sell? karena beberapa hari terakhir ini market cenderung mix antara asing net buy dan net sell, dan condong lebih banyak net buy'nya ketimbang net sell.
Pada tanggal 3 awal bulan ini, kita akan mendapatkan data inflasi lagi yang konon diperkirakan agak tinggi dikarenakan musim hujan yang tinggi, oleh karena itu data inflasi bisa juga menjadikan sentimen negatif buat sektor property dan finance.
Namun inflasi ini akan cenderung naik pada sektor makanan saja, sehingga ketika nanti hujan dan banjir mulai reda, harga-harga makanan diharapkan normal kembali.
Dari berita luar negeri soal tapering rupanya sudah tidak akan menghantui market lagi, karena stimulus sudah jadi diturunkan dari 75 milyards USD menjadi 65 milyards USD (seperti sebelumnya juga dikurang 10 milyards USD dari 85 milyards usd menjadi 75 usd, dan tetap market Dow Jones menaik).
Mari kita perhatikan market memasuki awal Pebruary 2014 ini dengan sedikit hati-hati, karena Januari effect sudah berakhir, tinggal menanti data-data leporan keuangan full year dari para emiten.
Happy trading and always dicipline
Nickel jump1.7% extending rally by Goldman on Indonesia ban
According to Goldman Sachs Group Inc, nickel, the best performing industrial metal this year, may extend its rally as Indonesia’s ban on unprocessed ore exports crimps supply.
Analysts including mr Christian Lelong said that Goldman raised its 12 month price target on the metal used in stainless steel to USD 16,000 per tonne from USD 15,000. That would mean a 10% gain from now. Goldman also listed zinc and palladium among its top picks on tightening supplies, while iron ore and copper have the greatest downside risks.
Nickel climbed 4.8% this year, the most among the six major metals on the London Metal Exchange as Indonesia restricted shipments starting January 12. The global nickel market may swing into a deficit next year, Barclays Plc and Macquarie Group Limited estimate while Citigroup Inc forecasts the price at USD 17,000 per tonne this quarter.
Mr Lelong and other analysts said that “We are increasingly bullish on nickel on a 12 month horizon. The marginal cost of nickel supply will rise sharply as a result of the recent ban on unprocessed ore exports from Indonesia, with the potential for a shortage of nickel ore in late 2014.”
Goldman’s base case scenario is for a balanced nickel market in 2014 and a moderate deficit in 2015, which assumes some relaxation of the export ban by Indonesia, the top producer of mined nickel. Prices will substantially overshoot” the bank’s projections if the country doesn’t relax the ban.
Vale (inco) our top pick with TP 3250 Idr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar