Kamis, 29 Agustus 2013

Kamis, 29 Agt 2013, pilkada surabaya, bursa aman lah

Berita bagus2, lanjutkan naiknya oye :D

Hasil Pertemuan dng MenKeu, OJK, & BEI (28/8)

MenKeu M.Chatib Basri mngatakan bhw laju Rp memang saat ini berada dlm plemahan namun, msh lbh baik dbandingkan dng nilai tukar Rupee India. MenKeu jg mngkonfirmasi statementnya mngenai plemahan Rp smp 2014..Bahwa yg dmaksudkan ialah bukan mlemah smp 2014 tapi Tim MenKeu akan mngawal & mngatasi plemahan Rp scr brtahap dng target laju Rp akan stabil pd 2014 namun, MenKeu jg brharap sblm 2014 bisa stabil.

MenKeu jg mngatakan akan mbenahi mslh birokrasi shg implementasi kebijakan yg sdh dikluarkan bisa segera dilakukan. Dng demikian, kondisi plemahan saat ini bisa segera di atasi.

Sentimen yg tjd saat ini memang brmula dr tappering off stimulus The Fed namun, yg mperparah kondisi psr Keuangan saat ini ialah msh defisitnya neraca pembayaran INA shg dipersepsikan INA akan msk ke dlm krisis. MenKeu yakin pd Q3-13 NPI akan lbh baik dmn defisit akan segera berkurang.

Pemerintah jg akan memfokuskan pd mslh impor brg trutama impor Migas dng brencana menggunakan biodiesel utk mngurangi impor Migas. Pemerintah jg sdh kluarkan 4 peraturan yg bertujuan utk mnjaga daya beli masyarakat termasuk mngatasi inflasi dng mengatur volatility harga pangan sbg sumber inflasi.

Sementara dr sisi OJK menilai bhw kondisi saat ini tdk spt krisis 1998 krn fundamental dr lembaga2 Keuangan saat ini relatif lbh kuat. Meski nantinya trjadi penurunan laju kredit namun, OJK mnilai hny smntara.

ErPe:
•Kami melihat bhw kondisi saat ini memang blm mngarah krisis namun, scr suasana memang mirip dng krisis dmn bnyk plaku psr yg panik. •Pemerintah tentunya gak akan tinggal diam. Bagi kami, apa yg dicanangkan Pemerintah sdh baik namun, tinggal mslh pembenahan birokrasi & implementasinya. •Smp kpn kondisi ini berakhir? Kami pun tdk bisa mnentukan kpn wktnya brakhir namun, Qta harapkan bisa brakhir pada September seiring dng mulai stabilnya inflasi & NPI. Dan jg stlh kptsn jadi tdknya stimulus The Fed akan mulai dkurangi.
(ErPe|TrustSec|Disclm.On)
Have Emerging Markets Gotten Oversold?

By Mark Mobius, Executive Chairman, Templeton Emerging Markets Group

At Templeton, we've repeatedly championed our value-driven philosophy by frequently buying at times others are most pessimistic. This is not easy to do, even for seasoned market veterans. During the past few months, emerging markets have been subject to such pessimism. These periods of short-term volatility are certainly not new to us, and don't change our long-term conviction of the potential emerging markets hold.

We feel recent declines were overdone and based largely on irrational investor panic, and have viewed the recent pullback as an opportune time to search for bargains for our portfolios. We find valuations in many emerging and frontier stocks particularly attractive right now. No doubt, emerging markets have been beaten up a bit this year.
Good morning,

Stocks finished in positive territory Wednesday, reversing two-straight sessions of losses, as the energy sector jumped on rising oil prices amid speculation of a U.S.-led military strike on Syria.

Dow.........14825 +48.4 +0.33%
Nasdaq......3593 +14.8 +0.41%
S&P 500.....1635 +4.5   +0.27%
FTSE..........6430  -10.9  -0.17%
DAX...........8158  -84.7  -1.03%
CAC...........3961  -8.3    -0.21%
Nikkei......13338  -203.9-1.51%
HSI..........21525  -350.1 -1.60%
PSE..........5738   -178.9  -3.02%
Indo10Yr. 8.796%+0.1124+1.29%
US10Yr.....2.782%+0.061  +2.24%
VIX..........16.49    -0.28     -1.67%
USD Index81.44   +0.28   +0.35%
Como Indx.295.7  +0.98   +0.33%
IndoCDS....290.0   -12.5    -4.13%
(5-yr INOCD5)
Oil..........110.10  +1.09  +0.99%
Gold......1418.33 +2.15  +0.15%
IDR.......11265 -72 -0.64%(blmbrg)
Euro.....1.3340
TLKM.38.86 +1.86 +5.31%Rp2189
BumiPlc...210.7 +4.40 +2.05%
EIDO........21.92 +0.78 +3.69%
Timah......21505 -45     -0.21%
Nickel......14125 -200   -1.40%
Coal.........77.25 +1.15 +1.51%
CPO.......2477RM+25+1.02%$742
Corn.........480.75 -5.50   -1.13%
SoybeanOil.44.78+0.26 +0.58%
Wheat......659.50 -4.25   -0.64%
DOC(1 Agt)..4000 +0     +0%

(DE/ls- 29-08-13)
Market Research - First Asia Capital (PC) 29/08/2013

* Tekanan jual masih mendominasi perdagangan pada sesi pertama namun berhasil mengalami technical rebound pada sesi akhir, sehingga IHSG berhasil ditutup di teritori positif, menguat 58,633 poin (1,5%) di 4026,477. Pada sesi awal IHSG sempat drop 130 poin ke level 3837,735 merupakan level terendah indeks sejak 22 Juni 2012 lalu. Masih derasnya arus dana asing yang keluar menjadi pemicu anjloknya indeks pada sesi awal.
* Kemarin net selling asing mencapai Rp.1,19 triliun. Namun harga saham yang sudah murah mendorong masuknya sejumlah fund lokal untuk melakukan pembelian balik yang membuat indeks berhasil menguat pada penutupan sore. Saham-saham yang banyak terkoreksi dalam dua pekan terakhir seperti properti, jasa konstruksi, bank, dan semen berhasil mengalami technical rebound. Disamping saham-saham pertambangan dan energi yang cenderung menjadi pilihan pelaku pasar menyusul tren penguatan dolar dan kenaikan harga komoditasnya seperti energi menyusul meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
* Sementara Wall Street tadi malam berhasil ditutup di teritori positif. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,33% dan 0,27%. Saham sektor energi menjadi penopang penguatan indeks. Harga minyak mentah naik mencapai USD110/barrel menyusul rencana AS menyerang Suriah.
* Pada perdagangan hari ini pergerakan pasar masih akan berfluktuatif. IHSG berpeluang melanjutkan rebound dengan resisten di 4100. Sedangkan level support di 3900.     

IHSG : S1 3950  S2 3900  R1 4100  R2 4150

Saham Pilihan

JSMR 5400-5700 BoW, SL 5300
SMGR 11500-12750 Buy, SL 11200
PGAS 4650-5350 Buy, SL 4600
ASII 5350-5950 TB, SL 5250
ADRO 820-890 BoW, SL 800
INCO 2125-2425 BoW, SL 2100
ANTM 1320-1420 TB, SL 1300
RALS 850-970 BoW, SL 840
SMCB 2025-2175 Buy, SL 1990

Disclaimer On
First Asia Research
[BPS Update] 29 Agustus 2013
Piercing line pattern memberi indikasi akan potensi IHSG untuk rebound pada perdagangan hari ini, terutama apabila bisa break ke atas level 4,032. Support 3,978/3,930, resistance: 4,062/4,100.
- Candle membentuk piercing line pattern.
- Volume perdagangan di atas average 1 bulan.
- Stochastic membentuk positive divergence di oversold area.
- Lower Bollinger band menjadi support yang menahan koreksi IHSG.

Stock pick:
- ASII: Buy if break Rp. 5,600. Stop loss: Rp. 5,550, resistance: Rp. 5,800 – Rp. 6,150.
- BMRI: Speculative buy. Support : Rp. 6,800, resistance: Rp. 7,100. Stop loss: Rp. 6,750.
- GGRM: Buy if break Rp. 35,500. Stop loss: Rp. 35,450, resistance: Rp. 38,300 – Rp. 39,600.
- PTPP: Buy if break Rp. 950. Stop loss: Rp. 940, resistance: Rp. 1,000 – Rp. 1,030.
(Disclaimer On)
Top Foreign Buy MEDC MNCN ASII PNLF WIKA
Top Foreign Sell
BMRI KLBF SMGR BBCA PGAS

Corporate Actions:
27 Agt
-TLKM, stock split cum date, ratio 1:5
30 Agt
-INAI, cash dividend cum date, Rp50, 8% yield
-ALMI, cash dividend cum date, Rp20, 3.2% yield
(Disclaimer On)
Berita Korporasi
MNC Group berencana melakukan
buy back saham terutama oleh emiten grup MNC yang memiliki posisi kas yang besar seperti MNCN, BMTR dan BHIT.

MPMX akan melakukan buy back saham senilai Rp150 miliar menyusul terjadinya koreksi harga saham Perseroan. Buy back saham akan dilakukan pada periode 29 Agustus – 28 November 2013. Perseroan akan membeli saham MPMX hingga harga maksimal sebesar Rp1,150.

INAF menunda penerbitan surat utang jangka menengah dan pembangunan pabrik obat baru di Cibitung. Penundaan tersebut disebabkan oleh kondisi pasar uang yang tidak kondusif dan melemahnya nilai tukar Rupiah

TRIS menyatakan bahwa melemahnya nilai tukar Rupiah/US$ memberikan pengaruh positif terhadap Perseroan karena 85% produk Perseroan untuk pasar ekspor sementara itu 35% harga pokoknya dalam Rupiah.

MLPT: Penjualan H1’13 naik 11% yoy menjadi Rp572.16 miliar dan Laba bersih H1’13 naik 69.35% menjadi Rp20.34 miliar.

WSKT membukukan kontrak baru  8M’13 sebesar Rp7 triliun atau setara dengan 39.1% dari target kontrak 2013 sebesar Rp17.9 triliun.

ADHI membukukan kontrak baru 8M’13 sebesar Rp5.4 triliun atau setara dengan 33.36% dari target kontrak 2013 sebesar Rp14 triliun.

WIKA resmi mengoperasikan pabrik beton pracetak di kawasan industri Karawang, Jawa Barat yang berkapasitas hingga 80.000 ton per tahun.

EXCL mendapatkan pinjaman dari Bank Sumitomo Mitsui Indonesia senilai Rp1.0 triliun untuk kebutuhan ekspansi.

Info Lengkap baca UOBKH retail monitor

 Update: Banking Sector - More cautious outlook
By: CLSA(KZ)

CLSA Indonesia Banks analyst Jayden Vantarakis adjusted TP for a higher risk free rate of 7% (prev 6%), loan growth reduction, raising loan growth and NPLs as macro concerns, notably weakening rupiah, have raised uncertainty in Indo banks outlook . Top pick remains BMRI, BBCA (expensive but defensive) & BBTN (below book & NPL resolution in 2H).

Key points from the report:
·         Macro concerns have raised uncertainty in the outlook for Indonesian banks.
·         Whilst banks under coverage are keeping guidance unchanged, we are reducing loan growth to 16% across our coverage in 14CL (14% for the system) and raising credit costs across our coverage with 25% higher NPLs. Average EPS changes are -10%.
·         The top 4 have a high amount of the system excess liquidity, meaning they are best placed for the current environment and can keep growing lending.
·         Lenders with higher ex-Java exposure could come under more pressure as inflation erodes purchasing power in already depressed commodity reliant areas. BNI is most exposed of the top 4, BCA is least.
·         Historically SME lending has shown stress in higher inflationary environments, due to debtors’ higher inventory levels and the absence of pricing power.
·         We adjust target prices for a higher risk free rate of 7% (previously 6%) and lower PE multiples leading to average 16% lower target prices.

·         Our top picks remain the 2 largest banks (Mandiri and BCA) with the most sensitivity to rising interest rates for margins. Near term, we caution that the banks’ prominence in ETFs and high foreign ownership levels could dampen upside. Both these banks have the lowest EPS reductions (6% and 5% respectively in 14CL).
********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar