Senin, 12 Agustus 2013

Berita Negative tentang Batu bara


INILAH.COM, Hong Kong - Penurunan harga batu bara di pasar global, ternyata telah meruntuhkan sebuah kota di China. Kota Shenmu saat ini bagai kota mati seiring runtuhnya harga batu bara dua tahun lalu.

Pemandangan di seluruh kota diwarnai dengan terhentinya proyek konstruksi bahkan proyek real estate yang macet. Apalagi perawatan kesehatan telah dihilangkan dan banyak bankir yang pergi dari kota tersebut.

Shenmu adalah salah satu kabupaten di China dengan kandungan batu bara yang sangat melimpah ruah. Dengan dukungan harga batu bara yang tinggi selama satu dekade terakhir, Shenmu menikmati sebagai kota pertambangan. Perkembangan lainnya adalah utang swasta melambung tinggi, melonjaknya harga real estate dan program sosial pemerintah yang mudah diperoleh masyarakatnya.

Namun, semua mendadak berhenti ketika harga batu bara jatuh dua tahun lalu. Apalagi pertumbuhan ekonomi China mulai melambat. Pemerintah pusat juga menambah ketat perarutan tentang tambang batu bara di Shenmu.

Shenmu mengalami kemerosotan ekonomi dan mulai muncul kerusuhan sosial. Akibatnya, pada 26 Juli lalu, Sekretaris Partai Komunis Kabupaten (kepala daerah), Lie Zhingxi dicopot dari jabatannya.

Saat menikmati kejayaan sebagai penghasil batu bara, warganya sangat makmur. Salah satunya Yang Caimao yang bekerja di tambang batu bara saat umur 19 tahun. Sekarang sudah berusia 39 tahun yang telah menikmati sebagai penjual batu bara paling cerdas di Shenmu. Dia berhasil memiliki saham di belasan perusahaan tambang, setiap hari hanya menerima keuntungan yang cepat dari perubahan harga batu bara.

Shenmu, merupakan kabupaten terkaya di Shaanxi. Shenmu memiliki 50 miliar ton baru bara berkualitas tinggi. Pada periode 2005-2011, harga batu bara sangat menguntungkan karena digunakan untuk PLTU di China utara dari 50 yuan atau US$8,16 per ton menjadi 500 yuan.

Produksi batu bara Shenmu pun melonjak dari 86 juta ton pada tahun 2005 menjadi 200 juta ton di tahun 2012.

Tahun 2008 saat Olimpiade Beijing tahun 2008, pemerintah pusat menghentikan produksi tambang batu bara di provinsi yang di sekitar ibukota untuk menguangi polusi. Shenmu mendapat order berlimpah untuk mengisi kekosongan produksi batu bara yang dihentikan pemerintah.

Apalagi tahun itu, pemerintah pusat mengucurkan 4 triliun yuan untuk stimulus termasuk ke Shenmu. Pengusaha batu bara Shenmu menaikkan harga tidak hanya di pasar lokal tetapi juga di pasar Xinjiang, Gansu dan Hubei.

Tetapi anehnya, perdagangan tersebut tidak mementingkan transaksi tunai. Tata niaganya dikuasai sistem rentenir dengan permainan keuangan. Akhirnya produk tambang menjadi produk spekulasi seiring utang swasta yang melambung tinggi

Saat ini, harga batu bara telah jatuh seperti batu jatuh ke bumi. Kondisinya menjadi kelebihan pasokan, tetapi kebijakan pemerintah tetap ketat. Kondisinya pun tetap muram. "Tidak ada harapan untuk pemulihan dalam lima tahun ke depan," kata Yang.

Dalam catatan pemerintah, Shenmu memiliki 21 bank dengan 22 lembaga keuangan mikro. Jumlah ini terbesar di antara provinsi Shaanxi. Namun sebagian besar transaksi merupakan pinjaman swasta.

"Ada 50 perusahaan investasi di Shenmu dan lebih dari 2.000 pegadaian," kata salah satu pemilih rumah gadai yang pernah memiliki omset 500 juta yuan.

Sistemnya, masyarakat memiliki deposito dari bank swasta dengan bunga yang tinggi. Pegadaian meminjamkan uang dengan bunga yang tinggi untuk bisnis. Tetapi harga batu bara telah menghancurkan semuanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar